Assalamu'alaikum, sobat kelas dua belas!
Tentu sudah menerima hasil SNMPTN, kan?
Nah, sesuai judul yang saya terakan di atas, saya ingin mengajak sobat sekalian untuk sharing seputar masuk PTN.
Pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada teman-teman yang lolos. Selamat, kalian tidak perlu melanjutkan persaingan untuk masuk PTN yang kalian inginkan. Selamat, kalian hanya tinggal melakukan daftar ulang di PTN terkait untuk bisa dilabeli sebagai mahasiswa baru mereka. Dan selamat, untuk hasil luar biasa yang kalian raih sebagai balasan usaha kalian 'mengejar nilai' tiga tahun kebelakang.
Akan saya ingatkan pada kalian satu dan beberapa hal. Pertama, jangan sombong. Sekali lagi, jangan, sobat. Sombong itu mutlak dilarang, entah oleh agama maupun oleh tata krama. Sebab sejatinya, apa yang mau kalian sombongkan? Diterimanya kalian di PTN? Saya rasa itu bukan sepenuhnya usaha kalian. Sebab sampai saat ini, krieria penerimaan undangan ini hanya rektor dan Tuhan yang tahu. Kalian bisa apa? Boleh jadi, justru ada hati yang tersakiti akibat kesombongan kalian, lantas mendoakan hal-hal yang kurang berkenan untuk kalian. Nah loh, jangan sampai kejadian, ya!
Kedua, apakah nilai yang kalian peroleh itu halal? Maaf bila saya sedikit menggurui. Memang bukan hak saya menentukan sesuatu itu halal atau haram. Tapi disini, maksud saya lebih mengarah kepada : bagaimana cara kalian memperoleh nilai tersebut? Tidak bisa kita pungkiri, banyak guru di sekolah kita masing-masing yang tidak memberi nilai secara obyektif. Bahkan, ada sebagian dari kita yang memang sengaja untuk tidak meng-obyektif-kan diri, saya rasa. Yah, terlalu pribadi memang. Toh, disini maksud saya memang untuk introspeksi sama-sama.
Sobat, adakalanya nilai yang kita peroleh ini tidak sesuai dengan kemampuan kita yang sesungguhnya. Kasarnya, kita tidak bisa mempertanggungjawabkan nilai yang kita dapat ini. Nah, inilah yang saya maksudkan dengan nilai yang tidak halal. Atau lebih sopannya, tidak berkah barangkali.
Bagaimana hukumnya jikalau kita memulai hidup baru (re: kuliah) yang diawali dengan suatu ketidakberkahan? Well, saya bukan ulama yang bisa menetapkan halal dan haram, berkah dan tidak berkah. Maka saya tegaskan lagi, ini untuk introspeksi bersama saja.
Terakhir untuk sobat yang lolos SNMPTN, saya sematkan sebuah doa buat kalian. Semoga, apa-apa yang kalian peroleh ini senantiasa dinaungi oleh ridho Allah SWT, semakin mendekatkan hati dan jiwa raga kita kepada-Nya, serta sekaligus menjadi jihad fisabilillah bagi kita semua. Sebab percuma kita mendapatkan sesuatu namun kita kehilangan Allah. Na'udzubillahi mindzalik, semoga kita semua terhindar dari ha-hal merugikan yang demikian.
Selanjutnya, bagi para pejuang yang dipercaya Allah untuk meneruskan perjuangannya menuju dunia perkuliahan melalui SBMPTN, saya ucapkan selamat.
Loh, kok selamat juga? Iya, selamat untuk tidak menyerah. Selamat untuk tidak menyalahkan takdir yang telah ditetapkan Allah SWT. Dan selamat untuk kepercayaan yang telah Allah letakkan di pundakmu bahwa kalian pasti bisa.
Ingat, Allah menakdirkan karena Dia percaya kita bisa. Apapun itu, yang telah ditetapkan oleh Allah, artinya itu adalah kisah terbaik yang kelak akan kita ceritakan pada anak dan cucu saat bernostalgia. Allah penulis skenario terbaik, percayai itu!
Masalah kecewa, tentu tidak masalah. Sudah fitrahnya manusia merasa kecewa saat apa yang dia maui tidak terkabul. Tapi jangan berlebihan. Kalian tahu 'kan, kecewa datangnya darimana? Yup! Dari hati yang berharap kepada selain-Nya. Waduh, berarti saat kita kecewa, artinya kita sedang kecolongan. Makanya, cepat-cepatlah mengembalikan harap ini kepada pemilik yang sebenarnya. Yang tidak mungkin membuat kecewa.
Lagipula kalau dipikir lebih jauh, coba deh kita introspeksi diri. Memangnya sudah seberapa bagus kualitas dan kuantitas ibadah kita?
Atau, sudah berapa banyak kita lalai akan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba-Nya?
Sudah berapa kali kita buat Allah kecewa?
Terus, baru kali ini Allah tidak mengabulkan apa yang kita mau, kita langsung seenaknya kecewa.
Memangnya pantas?
Memangnya kita punya hak untuk kecewa?
Maka dari itu sobat, cobalah untuk bersyukur. bersyukur karena sekali lagi kita diberi momen untuk menyadarkan diri kita terhadap kesalahan dan kelalaian yang telah kita perbuat. Betapa angkuhnya kita tempo-tempo lalu.
Dan, buktikan. Bahwa kita siap untuk segera bangkit! Jangan lama-lama terpuruk dalam pojok kenestapaan. Begitu menemukan hikmahnya, ayo cepat-cepat bangkit! Jangan tertinggal untuk membabat habis SBMPTN.
Kalian bisa, yakinlah bahwa Allah tidak akan menepatkan kita pada posisi yang tidak bisa kita tangani.
Pesan saya, dalam setiap tahapan perjuangan, jangan lupa untuk senantiasa melibatkan Allah. Berdoalah setiap saat. Agar dipilhkan-Nya seusatu yang Dia rasa terbaik buat kita, agar dilancarkan-Nya ujian yang akan kita hadapi, agar dimudahkan jalan kita untuk mendekatkan diri pada-Nya, dan segala 'agar' lainnya yang terbesit di hati kalian.
Semoga kita semua berhasil sesuai definisi berhasil kita masing-masing, seraya tetap berada dibawah naungan Allah SWT.
Barangkali, cukup sekian yang bisa saya ulas kali ini. Omong-omong, jika kalian bertanya-tanya dalam hati, saya adalah termasuk golongan kedua yang saya bahas di atas, hehe. Maka dari itu, tulisan di atas hanyalah karya seorang amatir yang belum berhasil merengkuh PTN-nya. So, jangan terlalu diambil hati apabila ada salah-salah kata.
Lebih kurangnya saya mohon maaf, wassalamu'alaikum!
See ya soon.