Ketika niat bertahan hanya karena merasa banyak orang yang membutuhkan, maka kelak kita akan memilih pergi karena merasa tak ada orang yang membutuhkan.
Lantas perjalanan kita akan berujung seperti kisah Nabi Yunus a.s. Beliau pergi, karena merasa tak dibutuhkan. Merasa dakwahnya sia-sia.
Maka teladanilah kisah Nabi Musa a.s. Yang sekalipun menjadi buron Raja Fir'aun, dia tetap kembali ke hadapan kaumnya untuk mendakwahi.
Bukan karena merasa dibutuhkan, tetapi karena beliau alaihissalam merasa butuh amanah dakwah tersebut, agar menjadi hamba yang taat.
Sebab nyatanya, memang bukan Allah-lah yang butuh kita. Tapi kita yang butuh Allah.
Seperti halnya bukan obyek dakwah kita yang butuh kita. Tetapi kita yang butuh mereka untuk menjadi saksi atas amal jariyah kita di akhirat.
Jadi, untukmu. Yang barangkali pernah saya dakwahi.
Maaf, jangan ge-er. Saya tidak akan bertahan karena merasa dibutuhkan.
Sebab, kalaupun saya menetap, itu karena Allah yang menghendakinya. Bukan karena manusia.
Dan untukmu, yang memiliki persoalan serupa dengan saya.
Jangan pernah lelah. Jangan pernah putus asa. Jangan menyerah mencari ridho Allah.
Sebab ini 'ladang'mu. 'Ladang' yang Allah sediakan untuk kau garap. Allah itu Maha Kuasa. Kalau Dia mau, bisa saja detik ini juga Dia datangkan sosok yang jauh lebih unggul dari dirimu untuk menuntaskan 'ladang' ini. Mengambil alih 'ladang' milikmu ini.
Namun kalau sudah begitu, nanti kamu dapat apa? 'Panen' dari 'ladang' tersebut tentulah dihakmiliki oleh sosok yang menaklukkannya. Bukan dirimu.
Maka sekali lagi, jangan pernah lelah, jangan pernah putus asa, jangan menyerah. Jangan biarkan satu detik yang kamu miliki di dunia ini terlewatkan dengan sia-sia.
Capek? Istirahatnya nanti, di surga saja.
Bekasi, 9/6/17
Terinspirasi dari: tulisan di instastory mbak Luluk Gusliansyah
Dieny A.