Selamat petang, senja.
Rasanya sudah lama ya, semenjak kali terakhir kita
berbagi cerita.
Kau rindu aku, kan? Haha, aku juga, kok.
Maka dari itu, biarkan aku bercerita padamu, untuk kita
melepas rindu. Oke?
Begini. Aku hanya sedang memikirkan, apa yang kiranya
tengah terjadi di muka Bumi
akhir-akhir ini.
Adakah para manusia itu mengungkap suatu temuan baru dari keraknya?
Apakah ia masih tetap mengorbit sesuai rutenya?
Atau malah jadi macam Pluto yang orbitnya kian memipih
menindih Uranus?
Mungkinkah Bulan
miliknya tengah melipir ke atmosfer sedemikian rupa sehingga mencipta fenomena supermoon?
Atau malah satelit itu telah bertukar empunya? Bumi bersatelitkan Titan, dan Saturnus
bersatelitkan Bulan, misalnya.
Senja, bisakah kau tanyakan pada semesta bagaimana kabarnya?
Ah, kau pasti mengira aku merindukannya, ya?
Dengar. Aku bukannya rindu dia. Hanya saja, aku merasa butuh untuk mengetahui kabarnya setelah hampir sembilan puluh kali rotasi aku tak memerhati.
Sebab aku sendiri, mengalami beberapa perubahan disini.
Para manusia itu baru saja mengucap salam kenal dengan hujan es di permukaanku.
Lalu, ada lagi isu-isu tentang alien yang kembali diteliti.
Dan beberapa temuan lainnya yang mana akupun tak begitu
paham apa kata mereka.
Senja. Apakah menurutmu Bumi juga ingin tahu mengenai apa-apa yang terjadi dibalik atmosferku, seperti aku yang merasa begitu perlu untuk tahu situasi dipermukaan keraknya?
Atau ia masih begitu-begitu saja? Terlalu sibuk sendiri,
tak pernah lekang dari imaji miliknya pribadi.
Seperti waktu itu. Saat wujudku dapat terlihat di
sudut-sudut langitnya, walau dengan telanjang mata.
Ah, sudahlah. Kurasa aku tak perlu mengetahui apa-apa tentangnya. Baik situasi di balik atmosfernya, maupun segala reaksinya atas apapun yang terjadi padaku.
Fokus pada orbitku, rasanya lebih perlu.
Mungkin saja kan, di perjalananku berkeliling tata surya nanti, aku malah bisa mendengar planet-planet lain berbincang soal Bumi.
Tapi, tidak. Aku tak mau berharap yang tidak-tidak.
Bila hal itu memang akan terjadi, terjadilah.
Tapi aku pribadi, hanya ingin peduli pada orbit milikku
sendiri.
Mengitari rute sembari membuat perubahan yang berarti.
Tentu saja, atas seizin Sang Empunya Semesta ini.
Bagaimana, senja? Keputusanku ini, sudah benar adanya kan?
Haha. Berarti ceritaku kali ini sudah selesai.
Oh iya, aku belum memberitahukanmu soal Jupiter.
Si Jupiter ini
juga mengalami perubahan di kerak planetnya. Katanya, para manusia baru saja
bertegur sapa dengan badai abadi disana.
Jangan tanya bagaimana rupa badai abadi itu padaku, ya.
Aku juga tak tahu, hehe.
Baiklah senja, kurasa kita akhiri saja sesi bercerita kali ini.
Terimakasih ya, untuk bermenit-menit waktu luang yang
sudah rela kau sisihkan buatku.
Sampai jumpa di lain hari.
06/01/’17
Dieny A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar